by Molly Timmers, Marine Ecosystem Specialist, Joint Institute for Marine and Atmospheric Research
Terumbu karang dijuluki hutan tropis dilaut karena keaneka-ragaman-hayatinya yang luar biasa. Keaneka-ragaman hayati pada dasarnya adalah ukuran kekayaan spesies (jumlah spesies di suatu komunitas) dan kelimpahan relatif spesies (luas sebaran individu dalam satu spesies di suatu komunitas). Terumbu karang dianggap eko-sistem laut yang secara hayati paling beragam, yang menopang sekitar 25% dari semua kehidupan laut dan 32 dari 34 koloni fauna yang ada saat ini. Namun, mereka mencakup hanya 0,2% dasar laut. Meskipun terumbu karang ada di seluruh daerah tropis, ada satu daerah yang merupakan pusat keanekaragaman laut.
Segitiga Terumbu Karang adalah eko-sistem laut yang paling beragam dan dari segi biologi paling rumit di planet ini.. Ini mencakup sebagian wilayah Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste. Dengan luas 5,7 juta km2, hampir setara dengan luasnya 48 negara bagian AS tanpa Alaska dan Hawaii. Hal ini setanding dengan kekayaan dan keragaman dan kelebatan hutan di Amazon.
Segitiga Terumbu Karang juga dihuni oleh lebih dari 600 spesies karang pembentuk-terumbu (75% sudah dikenal ilmu pengetahuan), 3000 spesies ikan terumbu karang (40% spesies terumbu karang yang ada di dunia), 6 dari 7 spesies penyu laut di dunia, dan tiga perempat Moluska atau hewan laut bertulang lunak seperti tripang, tiram, ubur-ubur, cumi-cumi dan lain.
Mengapa wilayah ini merupakan pusat keaneka-ragaman laut di dunia masih diperdebatkan. Sejumlah ilmuwan yakin, di situlah tempat spesies terumbu karang berasal sebelum menyebar ke lokasi lain di wilayah Indo-Pasifik. Ilmuwan lain yakin, Segitiga Terumbu Karang begitu beragam karena adanya tumpang tindih atau akumulasi fauna dari Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Proses geologis juga berperan penting. Pada zaman es, permukaan laut di kawasan ini 200 meter lebih rendah, sehingga permukaan daratan lebih banyak menyembul akibatnya mengurangi habitat spesies laut. Alur laut saat ini pada dasarnya adalah serangkaian danau laut dan laut dangkal yang terisolasi 10.000 tahun yang lalu. Dalam keadaan terisolasi itu, organisme yang dulu adalah spesies yang sama yang sudah menyesuaikan diri dengan habitatnya secara genetis dan morfologis. Dari pemahaman ini kemudian fauna tersebut berkembang dan menjadi khas dibanding dengan spesies di laut dangkal sekitarnya. Tatkala air laut pasang, laut dangkal dan danau saling berhubungan menjadi sistem terbuka yang memungkinkan kehidupan laut bergerak bebas. Namun, berbagai spesies itu sudah terasing begitu lama sehingga berevolusi menjadi spesies yang berbeda dan khas. Dengan demikian, keragaman di daerah Segitiga Terumbu Karang pun menjadi sangat kaya.
Meskipun banyak keaneka-ragaman-hayati pada wilahah Segitiga Terumbu Karang sudah diketahui, sebagian besar masih belum dipahami dan belum didokumentasikan. Oleh karena itu maka ilmu pengetahuan dan teknologi perlu ditingkatkan agar dinamika ekosistem dan perubahannya dari waktu ke waktu akan lebih mudah dipahami. Mengingat terumbu karang terancam oleh berbagai ulah manusia yang tidak bertanggung jawab seperti penangkapan ikan yang berlebihan dan dengan metode yang tidak berkelanjutan, perubahan iklim, sampah laut, pengembangan species fauna yang menyerang kehidupan fauna lainnya serta pengembangan daerah pesisir, maka memahami keaneka-ragaman hayati laut adalah unsur kunci untuk mengelola dan melestarikan sumber daya yang kaya ini.